Masih ingatkan Anda dengan kisah Malin Kundang? K-Pro Films mencoba
mengangkat tema film serupa dengan unsur-unsur budaya lokal, terutama
budaya Minang lewat film yang berjudul Surga Di Telapak Kaki Ibu.
Mengambil setting di Tanah Datar, film ini mencoba untuk
mengemas ulang kisah Malin Kundang dengan alur cerita yang sedikit
berbeda dan modern, namun tetap mengandung unsur pesan moral di
dalamnya.
“Tema film-film saya tidak jauh dari nafas batin, dari hal-hal yang
berkaitan dengan masyarakat,” ungkap Sony Gaokasak selaku sutradara saat
bicara di press conference film Surga Di Telapak Kaki Ibu di CVG Blitz Grand Indonesia, Senin, 21 November.
“Kebanggaan bagi kami membuat film yang tidak hanya dekat dengan
masyarakat, tapi ada sedikit akar, identitas sebagai film Indonesia. Dan
penempatan ini awalnya buat para anak-anak dan ibu-ibu di seluruh
Indonesia, khususnya hadiah buat Minang,” tambahnya.
Sulit mengucap maaf
Bundo (Unique Prisilla) tiba-tiba teringat anak satu-satunya yang
sedang berkuliah di Jakarta. Karena rasa rindu yang semakin memuncak,
akhirnya ia memutuskan untuk berangkat ke Jakarta.
Namun, sesampainya di Jakarta, Bundo kaget karena Denay (Jessica
Mila) telah pindah dari asrama lamanya. Dan berpindah ke tempat yang
menurut Bundo kurang baik pergaulannya.
Selain itu, tanpa sepengetahuan Bundo, Denay teryata cuti dari
kuliahnya, karena Denay kekurangan biaya dan harus bekerja sebagai sales promotion girl (SPG). Hingga pada suatu malam, saat Bundo sedang tertidur, ada seorang lelaki yang diam-diam masuk ke kamar Denay.
Lelaki itu adalah Roni, pacar Denay. Setelah kejadian itu, Bundo
meminta agar Denay menjauhi Roni. Tetapi Denay meminta agar Bundo tidak
ikut campur urusan pribadinya. Bundo pun marah, sakit hati, dan kecewa.
Akhirnya Bundo memutuskan untuk kembali ke Bukit Tinggi.
Sementara itu di Bukit Tinggi, Amri (Kevin Julio) yang merupakan
teman masa kecil Denay, diam-diam memendam rasa sayang kepada Denay. Ia
bahkan selalu menolak ketika dijodohkan orang tuanya dan berjanji akan
selalu menunggu Denay.
Tiga tahun pun berlalu, tiba-tiba Adik Bundo, Hanifah (Dewi Hughes),
tanpa sepengetahuan Bundo, menelepon Denay dan mengatakan bahwa Bundo
sedang sakit keras di kampung.
Akhirnya Denay pun kembali ke kampung halamannya, Bukit Tinggi.
Muncullah konflik baru. Mulai dari Bundo yang berusaha agar Denay tetap
di kampung dengan menjadikannya pegawai negeri sipil (PNS) melalui jalur
sogok, hingga kenyataan bahwa Denay sesungguhnya belum lulus kuliah.
Denay merasa sangat bersalah dengan Bundonya, namun sangat sulit
baginya untuk mengucapkan kata maaf. Sehingga, ia memutuskan untuk
kembali ke Jakarta, tanpa mengucapkan kata maaf kepada Bundonya.
“Tangan dingin” sutradara
Dibalik kisah Surga Di Telapak Kaki Ibu yang menguras air
mata, ternyata terdapat andil besar Sony Gaokasak, yang membantu para
pemain dalam menjalankan perannya masing-masing.
“Di film ini aku di-direct langsung sama Om Sony dan proses readingnya cepet,” ungkap Jessica Mila. “Dengan bantuan semuanya, bisa dapet logat dan karakternya.”
“Kalau penghayatan saya dibantu oleh Sony. Saya terus tanya, saya itu
orangnya tanya terus kalau enggak ngerti. Terus kebetulan saya juga
dapat lawan main yang canggih, yang gak perlu capek-capek mencari chemistry,” ujar Unique Prisilla.
Menurut Prisilla, Sony merupakan sutradara yang mengingingkan agar
akting para pemainnya tidak dilebih-lebihkan, sehingga terkesan lebih
natural.
Selain itu, Sony juga merupakan sutradara yang memiliki permintaan
yang aneh-aneh. MIsalnya saat ia diminta untuk menangis dari sisi
sebelah kanan untuk angle pengambilan gambar.
http://www.rappler.com/indonesia/gaya-hidup/153183-review-film-surga-di-telapak-kaki-ibu
Uncategories
‘Surga Di Telapak Kaki Ibu’: Ketika air mata terjatuh karena kata maaf yang sulit terucap
First
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
EmoticonEmoticon